Gaya Hidup Remaja Jaman sekarang
Gaya
hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan
menggambarkan seberapa besar nilai moral orang tersebut dalam masyarakat
disekitarnya. Atau juga, gaya hidup adalah suatu seni yang dibudayakan
oleh setiap orang. Gaya hidup juga sangat berkaitan erat dengan
perkembangan zaman dan teknologi. Dalam arti lain, gaya hidup dapat
memberikan pengaruh positif atau negatif bagi yang menjalankannya.
Apalagi
para remaja yang berada dalam kota Metropolitan. Mereka cenderung
bergaya hidup dengan mengikuti mode masa kini. Tentu saja, mode yang
mereka tiru adalah mode dari orang barat. Salah satu contoh gaya hidup
para remaja yang mengikuti mode orang barat dalam kehidupan sehari-hari
adalah masalah " Berpakaian ". Karena, sebagian remaja Indonesia
khususnya, dalam berpakaian selalu mengkuti mode yang berlaku. Bahkan
yang lebih menyedihkan, di stasiun-stasiun tv banyak ditampilkan contoh
gaya hidup dalam berpakaian para remaja yang mengikuti mode orang barat.
Otomatis bukan hanya remaja Metropolitan saja yang mengikuti mode
tersebut, tetapi juga orang-orang yang berada dalam perkampungan atau
pedalaman. Sebagian besar remaja Indonesia belum dapat memfilter budaya
tersebut dengan baik. Dengan demikian, pengaruh negatiflah yang timbul
dari dalam diri remaja itu sendiri.
Namun, sebagian remaja Indonesia kemudian meniru atau mengikuti mode orang barat tanpa memfilternya secara baik dan tepat.
Dan
mungkin itu akan berakibat buruk bagi generasi penerus kita nanti.
Contoh berikutnya, gaya hidup sebagian remaja yang mengikuti budaya
orang barat adalah mengkonsumsi minum - minuman keras, narkoba, dan
barang haram sejenislainnya. Mereka beranggapan bahwa jika tidak
mengkonsumsi barang-barang tersebut, maka ia akan dinilai sebagai
masyarakat yang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Padahal jika kita
teliti, minum - minuman keras dan narkoba dapat merusak kesehatan dan
mental orang yang mengkonsumsinya. Minum - minuman keras dan narkoba
adalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh gaya hidup orang
barat yang sangat berbahaya dan sangat berpengaruh bagi maju mundurnya
suatu bangsa. Dan yang lebih anehnya, budaya tersebut telah diikuti oleh
sebagian remaja Indonesia. Contoh berikutnya lagi Kebiasaan merokok di
kalangan anak muda di usia dini . Banyak anak muda yang berawal dari
ikut - ikutan teman dan di bilang “ jika tidak merokok
maka tidak gaul” berdasarkan sebuah pengamatan saya pada seorang rekan
saya yang biasa di bilang sudah hatam dalam masalah pergaulan ini.Bagi
mereka merokok adalah sesuatu yang biasa di berbagai kalangan Baik itu
muda-mudi maupun orang yang sudah berumur pun tidak luput dari batang
tembakau ini. Padahal, dahulunya pada abad ke 16, rokok hanya bisa
dinikmati oleh para bangsawan Eropa. Hingga lama kelamaan, kebiasaan
merokok meluas ke negara-negara lain termasuk Indonesia (sumber :
Wikipedia).Tetapi di lain sisi kebiasaan merokok itu dilakukan ketika
sedang menghadapi pikiran yang berat dan luang waktu yang ada. Jumlah
rokok yang mereka habiskan pun tidak sebanyak mereka yang mencandu
puntung yang mengandung tar, nikotin, dan berbagai zat lainnya ini.
Ketika ditanya soal dampak yang mereka rasakan, sesak nafas merupakan
jawaban penting bagi mereka. Selain itu, turunnya stamina juga menjadi
dampak lain bagi para perokok aktif ini. Dari Semua contoh yang saya
paparkan di atas yang yang paling mencolok adalah kebiasaan “SHOPING MALL” sebagai
bentuk perilaku konsumtif pada remajaan di perkotaan.Pada umumnya yang
sering melakukan shoping mall ini dari kalangan anak SMA berusia sekitar
15 – 18 tahun tidak menutup kemungkinan dari kalangan Mahasiswa juga
pasti ada yang seprti itu Cuma tidak sesering apa yang di lakukan oleh
anak – anak SMA tersebut.Bagi mereka yang melakukan shoping mall ini
tergolong anak – anak yang mampu yang orang tuanya
memiliki penghasilan tinggi .Menurut pengamatan saya yang biasa mereka
lakukan setelah usai sekolah itu adalah makan , hang out , nonton dan
sekedar nongkrong di tempat – tempat umum yang mana merka hanya
menghabiskan uang orang tua mereka dengan melakukan hal hal yang tidak
bermanfaat di luar sepengetahuan orang tua mereka masing – masing. Dari
seringnya mereka melakukan shoping mall akan mengakibatkan pergaulan
bebas yang mana tidak hanya shoping mall saja yang mereka lakukan tetapi
mereka bias merambah ke tempat – tempat lain yang biasa menjerumuskan
mereka keperbuatan yang negative . Ini akan membuat moralitas mereka
menurun dan juga tingkat prestasi di sekolah juga menurun karena sering
melakukan shoping mall secara berlebihan. Untuk itu, di zaman yang serba
modern ini orang tua yang mempunyai anak remaja harus memantau
pergaulan, teman-teman, dan gaya hidup yang mereka terapkan. Dan untuk
para remaja harus berhati -hati dalam menerima budaya dari luar dan
harus bisa memfilter budaya dari luar secara baik dan tepat.
Seiring
berkembangnya jaman Setelah kita memasuki era kehidupan dengan sistem
komunikasi global, dengan kemudahan mengakses informasi baik melalui
media cetak, TV, internet, komik, media ponsel, dan DVD
bajakan yang berkeliaran di masyarakat, tentunya memberikan manfaat yang
besar bagi kehidupan kita. Setiap fenomena yang ada dan terjadi di
dunia, tentunya akan memberikan nilai positif sekaligus negatif. Sangat
tergantung pada pola pikir dan landasan hidup pribadi masing-masing.
Setiap
individu dari kita akan merasa senang dengan kehadiran produk atau
layanan yang lebih canggih dan praktis. Tidak terkecuali teknologi
internet yang telah merobohkan batas dunia dan media televisi yang
menyajikan hiburan, informasi serta berita aktual. Begitu juga,
handphone yang telah membantu komunikasi sesama manusia untuk kapan saja
meskipun satu dengan yang lainnya berada di dunia Utara-Selatan atau
belahan Timur – Laut. Setiap teknologi memberikan efek positif dan
negatif . Maraknya penggunaan ponsel telah menurunkan interaksi individu
secara langsung. Hal ini akan cenderung membuat pola hidup manusia
menjadi indivualistis. Dampak negatif ini tentunya dapat dikurangi
bahkan dihindari jika saja si pengguna memiliki pemahaman/pengetahuan,
etika dan sikap yang kuat (bijak-positif) untuk memanfaatkan sesuatu
secara selektif dan tepat guna.
Inilah
titik permasalahannya bagi anak dan remaja. Penyaring internal
(pemahamam, etika dan sikap) anak dan remaja kita masih sangat rapuh. Di
era kompleksitas arus kehidupan saat ini, orang tua (terutama di
perkotaan) telah kehilangan daya mendidik dan membangun keluarga bagi
anak-anaknya. Hal ini diperparah dengan maraknya “racun-racun” yang
diterima oleh anak-anak kita saat ini. Adegan-adegan kekerasan, seksual,
mistik, dan hedonisme di media TV, koran dan internet, serta sistem
pendidikan sekolah yang gagal membangun karakter anak, telah menyerang
anak-anak kita saat ini.
Semua
jenis media yang saya jelaskan di atas , baik itu Internet, televisi,
film, musik, maupun majalah secara positif dan negative itu dari segi
Pemanfaatanya sangat berpengaruh besar terhadap gaya hidup kita masa
kini. Kebanyakan media menginformasikan tentang gaya hidup remaja kota,
yang notabene meniru gaya hidup modern. Maka, tidak heran jika kita
digiring menjadi sangat konsumtif.
Masa
remaja adalah masa pencarian identitas. Kita sebagai remaja mulai
mencari gaya hidup yang pas dan sesuai dengan selera. Kita juga mulai
mencari seorang idola atau tokoh identifikasi yang bisa dijadikan
panutan, baik dalam pencarian gaya hidup, gaya bicara, penampilan, dan
lain-lain demi mendapatkan status didalam pergaulannya. Imbasnya banyak
kita jumpai teman-teman dengan berbagai atributnya yang sebenarnya
mereka hanya meniru-niru saja. Sadar tidak sih kalau saat ini banyak
sekali sinetron remaja yang menawarkan life style baru? Para bintang
muda yang digandrungi ternyata mampu mengubah style remaja. Disamping
itu juga anak muda jaman sekarang terkesan terlihat glamour ,Gaya hidup
serba mewah, serba enak dan serba berkecukupan yang dianut para remaja
sesungguhnya karena “diajarkan‟ oleh idola - idola merka
yang berada di layar telivisi yang kita lihat sehari hari. Karakter
dari remaja adalah mudah meniru gaya dari orang lain. Selain itu, juga
dipicu oleh program-program yang ditayangkan oleh televisi. Kehidupan
ala sinetron yang kerap menampilkan hidup mewah dan cara instan telah
menjadi “trend baru‟
bagi remaja. Siapa pun yang terpengaruhi dengan gaya hidup ala sinetron
ini akan mendapat stigmatisasi “tidak gaul dan tidak funky‟.
Sebuah stigma yang amat memalukan bagi mereka, karena itu sedapat
mungkin harus dihindari. Kebutuhan hidup yang tercipta akibat keinginan
mengejar “syahwat‟
kenikmatan duniawi, berpadu dengan budaya instant, menyebabkan para
remaja seringkali menjerumuskan diri ke dalam perilaku sesat.
Keinginan
untuk memenuhi barang-barang mewah mungkin bukan terlalu menjadi
masalah bagi anak-anak orang kaya. Orangtua sanggup memenuhi sebagian
besar keinginan mereka. Tapi, bagaimana dengan remaja dari keluarga
pas-pasan ? Ketika keinginan memiliki hand phone atau pakaian type
termutakhir, sementara anggaran dari orangtua tidak ada, maka remaja
dari keluarga kurang mampu biasanya mengambil jalan pintas. Tidaklah
mengherankan, jika saat ini muncul fenomena baru yang muncul di sekitar
kehidupan kampus. Para mahasiswi atau pelajar putri mengambil profesi
sebagai “ayam kampus‟
dan yang laki-laki berprofesi sebagai pengedar narkoba. Profesi ini
menjadi pilihan karena tidak memerlukan keahlian dan ketrampilan
tertentu. Siapapun dapat melakukannya, asalkan tidak memikirkan segala
resiko dari profesi tersebut. Selain itu, dibandingkan dengan jenis
pekerjaan lain yang bisa mereka lakukan, profesi menjadi “ayam kampus‟ dan pengedar narkoba memungkinkan mereka mendapatkan penghasilan yang jauh lebih menjanjikan. Bagi yang telah “mengimani‟
budaya instant, cara ini dipandang paling logis. Sebaiknya remaja
jangan terlalu mengikuti kehidupan yang serba wah. Kita juga harus
melihat keadaan lingkungan sekitar kita. Agar kita tidak terjerumus
dalam pergaulan bebas sebaiknya kita juga memilih teman yang baik agar
tidak menjerumuskan kita ke hal-hal yang negatif. Itu semua tergantung
dari diri remaja masing-masing.
Pada
masa remaja pengaruh idola memang sangat kuat seperti yang saya
jelaskan di atas. Idola atau tokoh akan mengendalikan hidup kita yang
mungkin tanpa kita sadari. Nah, di sinilah media Namun, apakah benar
bahwa media sedemikian buruk pengaruhnya bagi remaja? Sebenarnya tidak
seratus persen demikian. Hal ini menjadi tantangan bagi kita untuk
memilah-milah atau selektif terhadap pesan yang disampaikan oleh media.
Karena, tidak bisa dimungkiri bahwa keberadaan media mutlak diperlukan.
Karena, pada suatu sisi media memungkinkan kita untuk tahu beragam
informasi, berita, penemuan, dan hal-hal baru. Atau bisa disimpulkan
bahwa sebenarnya hadirnya media berpengaruh positif dan juga negatif.
Keberadaan
media memang tidak lepas dari kepentingan pasar. Dengan demikian, kalau
kita tidak selektif terhadap pesan media, kita akan menjadi korban
media. tidak salah memang ketika kita membeli sebuah produk berdasarkan
informasi dari media. Namun, yang perlu diingat, seberapa perlu produk
yang kita beli itu bagi diri kita. Apakah kita memang membutuhkan produk
itu ataukah karena kita terpengaruh oleh iming-iming yang disampaikan
oleh media. Tidak ada salahnya memang untuk tampil menarik seperti yang
banyak diiklankan di media, dengan sebagian produk yang ditawarkan untuk
membantu mewujudkan impian itu. Juga merupakan sesuatu yang wajar untuk
pergi berbelanja membeli barang-barang kesukaan. Namun, yang mesti kita
ingat, jangan memaksakan diri. Kalau kita ikuti perkembangan mode
pakaian, misalnya, kalau tidak pantas, ya tidak usah dibeli, sebaiknya
kita sesuaikan dengan diri kita. Singkatnya sih tidak harus mengikuti
tren yang ada, tetapi yang penting nyaman di tubuh kita. Pokoknya yang
penting kita percaya diri, nyaman dengan diri sendiri, menerima apa
adanya, love yourself. Bahkan, akan lebih oke lagi kalau kita bisa
menunjukkan kelebihan-kelebihan kita yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar