ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN
PENDAHULUAN
Ilmu
Pengetahuan lazim digunakan dalam pengertian sehari-hari, terdiri dari
dua kata, “ilmu” dan “pengetahuan”, yang masing-masing mempunyai
identitas sendiri. Dalam membicarakan “pengetahuan” saja akan menghadapi
berbagai masalah, seperti kemampuan indera dalam memahami fakta
pengalaman dan dunia realitas, hakihat pengetahuan, kebenaran, kebaikan,
membentuk pengetahuan, sumber pengetahuan dan sebagainya.
Teknologi
dalam penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyongsong masa
depan cerah, kepercayaannya sudah mendalam. Sikap demikian adalah wajar,
asalkan tetap dalam konteks penglihataan yang rasional.
Kemiskinan
merupakan tema sentral dari pearjuangan bangsa, sebagai pearjuangan
yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa dan motivasi fundamental dari
cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur. Hal itu sudah sejak
lama oleh sarjana ekonomi dibanyak negara digeluti dan dipecahkan, dan
setiap kali pula pemecahannya lolos dari genggaman, dan berkembang
menjadi masalah baru.
Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Kemiskinan merupakan bagian-bagian yang
tidak dapat dibebaskan dan dipisahkan dari suatu sistem yang
berinteraksi, interelasi, interdependensi dan ramifikasi (percabangan).
1. Ilmu Pengetahuan
Untuk
mencapai pengetahuan yang ilmiah dan objektif diperlukan sikap yang
bersifat ilmiah. Sikap yang bersifat ilmiah itu meliputi 4 hal :
1) Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif.
2) Selektif,
artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya,
didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap
hipotesis yang ada.
3) Kepercayaan
yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap
alat indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
4) Merasa
pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah
mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Dalam
hal menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut, perlu
diperhatikan hambatan sosialnya. Bagaimana konteksnya dengan teknologi,
dan kemungkinan mewujudkan suatu perpaduan dan pertimbangan moral dan
ilmiah. Sebab manusia tidak selalu sadar akan hal ini, dan manusia yang
paling sederhana pun hanya menerima informasi mengenai kemungkinan yang
dihasilkan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.
Illmu
pengetahuan sekarang menghadapi kenyataan kemiskinan, yang pada
hakikatnya tidak dapat melepaskan diri dari kaitannya dengan ilmu
ekonomi karena kemiskinan merupakan persoalan ekonomi yang paling
elementer, dimana kekurangan dapat menjurus pada kematian.
2. Teknologi
Teknologi
memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal imperasional
dan memiliki otonomi menubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi
lingkup teknis. Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut
SASTRAPRATEDJA (1980) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh tehnik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
2) Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3) Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi, dan dan rumuusan dilaksanakan serba otomatis.
4) Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
5) Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
6) Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
7) Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Luas bidang teknik digambarkan oleh ELLUL sebagai berikut :
1) Teknik meliputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri.
2) Teknik meliputi bidang organisasi seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan militer.
3) Teknik meliputi bidang manusiawi seperti pendidikan, kerja, olahraga, hiburan dan obat-obatan.
3. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Nilai
Ilmu
pengetahuan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Hal
ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui
kebijaksanaan pembangunan, yang ada hakikatnya adalah penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Masalah
nilai kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi ini, menyangkut
perdebatan sengit dalam menduduk perkarakan nilai dalam kaitannya
dengan ilmu dan teknologi. Sehingga kecenderungan sekarang ada dua
pemikiran yaitu : yang menyatakan ilmu bebas nilai dan yang menyatakan
ilmu tidak bebas nilai. Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga
komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya yaitu : ontologis,
epistemologis, dan aksiologis.
Komponen
ontologis kegiatanya adalah menafsirkan hakikat realitas yang ada,
sebagaimana adanya. Komponen epistemologis berkaitan dengan nilai atau
moral pada saat proses logis-hipotesis-verifikasi. Komponen aksiologis
artinya lebih lengket dengan nilai atau moral.
4. Kemiskinan
Kemiskinan
merupakan tema sentral dari pearjuangan bangsa, sebagai inspirasi
dasar dan perjuangan akan kemerdakaan bangsa dan motivasi fundamental
dari cita-cita menciptakan masyarakat adil dan makmur.
Garis
kemiskinan yang menentukan batas aminimum pendapatan yang diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pokok, bisa dipengaruhi oleh 3 hal :
(1) Persepsi manusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan.
(2) Posisi manusia dalam lingkungan sekitar.
(3) Kebutuhan objektif manusia untuk bisa hidup secara manusiawi.
sumber : http://rahmanscarlet.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar