BAB II
ILMU SOSIAL DASAR
PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN
KEBUDAYAAN
BAB II
ILMU SOSIAL DASAR
PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN
KEBUDAYAAN
A. STUDI KASUS
Masalah Kepadatan Penduduk
dan Masalah kota Menghadang
Laju pertambahan penduduk
Kota Bekasi, menurut Sensus Penduduk 2000, mencapai 3,49 persen. Pertambahan
penduduk Kota Bekasi lebih besar disebabkan migrasi. Penyebab tingginya migrasi
tidak lain adalah berkembangnya Kota Bekasi menjadi pusat ekonomi dan pusat
bisnis.
”Ini disebabkan letak Kota
Bekasi yang berada di jalur ekonomi yang dinamis, yakni antara Jakarta dan Jawa
Barat,” kata pengamat dari Universitas Islam 45 Bekasi, Harun Al Rasyid. ”Kota
Bekasi berkembang pesat karena terimbas perkembangan Jakarta yang sudah
mencapai titik jenuh,” ujar Harun.
Di pihak lain, tingginya
laju pertambahan penduduk Kota Bekasi menimbulkan beragam persoalan bagi Kota
Bekasi. Mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, sampai
transportasi, pendidikan dan kesehatan, serta interaksi sosial masyarakat.
Sampai akhir 2007, jumlah
keluarga prasejahtera di Kota Bekasi tercatat sebanyak 20.448 keluarga, atau
bertambah 1.700 keluarga dibandingkan dengan tahun 2006.
Begitu pula persoalan
pengangguran. Hingga tahun 2006 masih terdapat 187.944 orang di Kota Bekasi
yang menganggur dan sebanyak 43.742 orang lainnya sedang mencari kerja.
Persoalan juga tampak pada
maraknya kasus kriminalitas di wilayah Kota Bekasi. Sosiolog dari Universitas
Islam 45 Bekasi, Andi Sopandi, mengatakan, Kota Bekasi mendapat sorotan kurang
menguntungkan akibat tingginya kasus kejahatan yang terjadi di wilayah ini.
”Terutama kasus narkotika,” kata Andi. ”Hampir 90 persen penghuni LP Bekasi akibat
kasus narkotika,” ujarnya.
Dari catatan Kompas,
sampai Oktober 2008 terdapat 3.213 kasus kriminalitas, termasuk kecelakaan dan
pengaduan masyarakat, yang ditangani jajaran Kepolisian Resor Metropolitan
Bekasi. Padahal, selama 2007, jumlah kasus kriminalitas yang ditangani Polres
Metro Bekasi ”hanya” sebanyak 3.183 kasus.
Problem lain adalah
penyediaan sarana dan prasarana transportasi. Pemerintah Kota Bekasi hingga
sekarang masih berkutat dengan persoalan jalan berlubang atau jalan rusak.
Kerusakan di ruas Jalan Pekayon-Jatiasih-Pondok Gede sudah bertahun-tahun belum
tuntas ditangani.
Hal lain yang juga menjadi
persoalan kota adalah penggunaan lahan. Dari sekitar 21.409 hektar luas wilayah
Kota Bekasi, sebanyak 62 persennya sudah dibangun menjadi kawasan niaga dan
kawasan permukiman. Sementara lahan yang tersisa sebagai ruang terbuka hijau
hanya sekitar 14 persen.
(Sumber: Kompas Cyber Media)
A. PENGERTIAN
ANGKA KELAHIRAN
Angka
Kelahiran Menurut Umur (Age Specific Fertility Rate/ASFR) adalah angka yang
menunjukkan banyaknya kelahiran per 1000 perempuan pada kelompok umur tertentu
antara 15-49 tahun.
ASFR
merupakan indikator kelahiran yang memperhitungkan perbedaan fertilitas dari perempuan
yang terpapar untuk melahirkan yaitu perempuan usia subur dengan memperhatikan
karakteristik kelompok umurnya. Secara alamiah potensi (fekunditas) perempuan
untuk melahirkan berbeda menurut umur, dan menjadi steril setelah menopause
atau usia 49 tahun. Secara sosial ada kecenderungan bahwa saat ini perempuan
ingin membatasi jumlah anak setelah umur 35 tahun. Pengetahuan mengenai ASFR
akan berguna untuk pelaksanaan program KB dan peningkatan pelayanan kesehatan
Ibu dan Anak.
Indikator
ASFR merupakan data dasar untuk mengembangkan proyeksi penduduk, untuk
mengetahui jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin dimasa yang akan
datang. Hasil proyeksi penduduk merupakan basis data untuk perencanaan
pembangunan manusia di tahun-tahun mendatang.
B.
DINAMIKA PENDUDUK
Dinamika
penduduk adalah Perubahan keadaan penduduk. Faktor kelahiran, kematian dan
migrasi atau perpindahan penduduk menyababkan jumlah penduduk pada suatu negara
selalu mengalami perubahan. Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada
perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau Negara. Jumlah penduduk suatu
negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Sensus
pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan
sensus yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia di mulai pada tahun 1961, 1971,
1980, 1990,2000 dan yang terakhir 2010.
Jumlah
penduduk Indonesia menempati urutan pertama dalam kelompok negara ASEAN,
Kepadatan penduduk Indonesia berada pada urutan ke-5, yaitu 114 jiwa per km2,
Singapura memiliki kepadatan penduduk paling tinggi dan Brunei Darussalam
memiliki kepadatan penduduk terendah. Pada tahun 2005, laju perumbuhan penduduk
Indonesia menempati urutan ke-6 (1,45% per tahun), setelah Laos (2,3% per tahun)
Filipina (2,0% per tahun) Malaysia (1,80% per tahun), Brunei Darussalam (1,9%
per tahun), Kamboja (1,8% per tahun) serta Singapura dan Thailand (0,8% per
tahun).
Di
negara-negara ASEAN, beberapa negara pertumbuhan penduduknya masih tergolong
tinggi. Akan tetapi secara keseluruhan persentase pertumbuhan penduduk telah
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya.
C.
PIRAMIDA PENDUDUK
Piramida
penduduk adalah
dua buah diagram batang, pada satu sisi menunjukkan jumlah penduduk laki-laki
dan pada sisi lainnya menunjukkan jumlah penduduk perempuan dalam kelompok
interval usia penduduk lima tahunan. Penduduk laki-laki biasanya digambarkan di
sebelah kiri dan penduduk wanita di sebelah kanan. Grafik dapat menunjukkan
jumlah penduduk atau prosentase jumlah penduduk terhadap jumlah penduduk total.
Dengan
mengamati bentuk piramida penduduk (serta bentuk piramida penduduk dari waktu
ke waktu), banyak informasi yang didapat mengenai struktur kependudukan sebuah
wilayah.
Usia dan
jenis kelamin penduduk dalam negara atau wilayah tertentu dapat digambarkan
dengan suatu piramida penduduk.
Grafik ini berbentuk segitiga, dimana jumlah penduduk padasumbu X,
sedang kelompok usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk
lak-laki ditunjukkan pada bagian kiri sumbu vertikal, sedang penduduk perempuan
di bagian kanan.
Piramida
penduduk menggambarkan perkembangan penduduk dalam kurun waktu tertentu. Negara
atau daerah dengan angka kematian bayi yang rendah dan memiliki usia harapan
hidup tinggi, bentuk piramida penduduknya hampir menyerupai kotak, karena
mayoritas penduduknya hidup hingga usia tua. Sebaliknya yang memiliki angka
kematian bayi tinggi dan usia harapan hidup rendah, piramida penduduknya
berbentuk menyerupai genta (lebar di tengah), yang menggambarkan tingginya
angka kematian bayi dan tingginya risiko kematian.
DISTRIBUSI
SEGITIGA
Distribusi
piramida penduduk yang berbentuk segitiga (dengan alas di bawah dan lancip di
atas) dapat disebut distribusi eksponensial. Distribusi ini menunjukkan
banyaknya penduduk anak-anak, namun kemiringan yang tajam juga menunjukkan
banyaknya penduduk yang mati antara kelas interval usia. Piramida tersebut
menunjukkan tingginya angka kelahiran, tingginya angka
kematian, serta angka
harapan hidup yang rendah. Piramida penduduk dengan distribusi
seperti ini umumnya dijumpai di negara miskin karena kurangnya akses dan
insentif untuk mengendalikan jumlah penduduk (keluarga berencana),
faktor-faktor lingkungan yang rendah (seperti ketiadaan air bersih) serta
sulitnya akses terhadap layanan kesehatan.
- Opini
: Opini saya dari wacana di atas adalah seharusnya pemerintah mengatasi
kepadatan penduduk di bekasi ini agar tidak tersebar luas serta
menyediakan lahan dan lapangan pekerjaan yang layak untuk para
pengangguran di bekasi serta pemerintah juga harus memperhatikan
transportasi serta kenyamanan di transportasi agar tercipta kenyamanan..